Pantang larang sehubungan dengan tungku

Attayaya Butang Emas on 2009-05-03

Pertama, dilarang anak gadis dan bujang bersiul atau bernyanyi di tepi dapur (tungku) sebab hal ini akan mengundang datangnya hantu pisau raut dan gadis atau bujang itu akan mendapat suami atau isteri yang tua usianya.

Kedua, dilarang naik ke atas dapur, sebab ini berarti melangkahi tungku dan tidak menghormatinya dan karena itu akan mengakibatkan pertumbuhan tubuh terhalang dan menjadikan orang itu (terutama anak-anak) bertubuh bantot. Kalau yang melakukannya perempuan hamil, anak yang sedang dalam kandungannya setelah lahir akan kerdil (berbadan bantot)

Ketiga, dilarang memindah-mindahkan atau membalikkan kayu api ketika sedang memasak untuk perhelatan kawin.

Keempat, Keempat, dilarang kencing di atas dapur terutama pada hati abu (ditengah-tengah dapur atau tungku) sebab akan mengakibatkan kemaluan bengkak atau berkudis.

Kelima, dibawah dapur (tengah hati abu) tidak boleh ada katak mati. Hal ini mengakibatkan masakan mentah.

Keenam, tak boleh terkentut di waktu menghembus api di tungku sebab akan menjauhi rezeki.

Untuk penangkal agar tungku tidak diganggu hantu setan, sperti hantu pisau raut di bawah tungku di dasar alasnya dipasang ramuan. Ramuan ini juga dapat “mengkase” atau menolak gangguan dari “hantu jembalang tanah” ketika kita memasak.

Isi ramuan penangkal itu adalah paku sebatang, buah keras sebuah, uang sen atau benggol sebuah, asam, garam, lada, bawang, dan sebagainya serba sedikit. Setiap sudut dapur ditanami dengan serai sebatang sebagai penangkal.