2.3. Bentuk dan ukurannya

Attayaya Butang Emas on 2009-04-28

“Periuk bertutup”
terbuat dari bahan kuningan, gunanya untuk tempat memasak nasi, dodol, pulut, air gula dan lain-lain. Bentuknya bulat seperti tadah dan bagian atas agak lebar sedikit. Telinga tempat pemegangnya mencuat ke atas, terletak pada pinggir atas. Ukurannya ada bermacam-macam : besar, sedang (menengah) dan kecil. Ukuran menengah garis tengah lingkaran permukaannya kira-kira 20-25 cm, dan tingginya antara 17-20 cm. Periuk ini mempunyai tutup, dan oleh karena itu disebut “periuk bertutup”. Tutupnya terbuat dari bahan yang sama yaitu kuningan dan diberi bertangkai tempat pemegang.

“Periuk Gerenseng”
terbuat dari bahan tembaga. Bentuknya bulat tapi agak rendah atau pendek dari periuk “bertutup”. Bagian atasnya kecil dan genting seperti leher dengan pinggir melebar ke luar. Tidak punya telinga sebagai tempat pemegang, sebab pinggir yang melebar ke luar dapat dipergunakan untuk itu. Penutupnya layang atau datar dan bulat. Ukurannya bermacam-macam : besar, sedang, dan kecil. Tinggi dan lebar badannya berbanding 2:3, karena itu badannya kelihatan lebih rendah (pendek).

“Periuk tanah”
atau periuk yang terbuat dari tanah, bentuknya bulat pendek seperti bola, permukaannya kecil dan lehernya pendek. Tidak punya penutup dan tangkai atau telinga tempat pemegang. Periuk ini dipergunakan untuk memasak ramuan obat. Ukurannya kecil, kira-kira sebesar buah kelapa. Selain tempat memasak obat, periuk ini dipergunakan juga untuk tempat “temuni” atau uri bayi yang baru lahir dan biasanya ditanam di bawah rumpun pisang.

“Periuk bertutup bertelinga dua”
terbuat dari bahan kuningan. Biasanya dipergunakan untuk tempat memasak air minum atau merebus bahan makanan yang lain seperti jagung, ketela, pisang dan sebagainya. Bentuknya bulat pendek dan memiliki leher yang panjang. Pada lehernya terdapat telinga dua buah sebagai tempat pemegang yang mempunyai tutup dari bahan yang sama, yaitu kuningan. Ukurannya agak besar, yaitu lebih kurang dua kali ukuran periuk nasi biasa.

Bentuk
“belanga tanah”
hampir sama dengan bentuk “periuk gerenseng”, tetapi lehernya agak tinggi sedikit. Tidak mempunyai penutup dan telinga. Bibir atau pinggir belanga lebih tebal daripada gerenseng. Belanga ini terbuat dari bahan tanah liat yang dibakar (berupa keramik). Gunanya untuk tempat menggulai ikan. Ukurannya ada yang besar dan ada pula yang kecil atau sedang. Badannya lebih pendek, dengan perbandingan 2:3.

“Kuali”
terbuat dari tembaga, bertelinga dua buah, mencuat ke atas pada pinggir kedua sisi badannya. Bentuknya bulat seperti tadah. Badannya lebih rendah dan dasarnya agak datar. Ukurannya ada yang besar, sedang atau menengah dan kecil. Garis menengah permukaannya kira-kira 25 – 40 cm. Alat ini dipergunakan terutama untuk menggulai atau menggoreng.

"Batu-gilingan"
terbuat dari bahan batu alam yang dibentuk seperti kepingan dan salah satu permukaannya licin serta sedikit berlekuk (berbentuk lengkung). Bentuk badannya oval atau bulat telur, dengan tebal kira-kira 5 – 7 cm. alat gilingannya juga dari batu alam atau batu sungai yang bulat seperti peluru. Batu giling ini selain tempat untuk menggiling lada atau cabe dipergunakan pula untuk menggiling bahan bumbu masakan dan lain-lain. Ukurannya bermacam-macam, ada yang besar sedang dan kecil. Untuk keperluan rumah tangga sehari-hari biasanya dipergunakan yang berukuran kecil atau sedang. Panjang dan lebarnya antara 30 atau 40 cm.

Lesung
biasanya terbuat dari bahan kayu, seperti kayu pohon durian atau nangka. Bentuknya seperti trapesium sama kaki atau balok empat persegi panjang. Bagian atas diberi lubang berbentuk kerucut tertelentang. Ukuran besarnya kira-kira 40 x 50 x 70 cm. alat penumbuknya, yaitu harus terbuat dari bahan kayu, yang panjang kira-kira 170 – 200 cm, bagian tengahnya lebih kecil dari kedua ujungnya. Lesung ini dipergunakan untuk tempat menumbuk beras atau bahan-bahan makanan yang lain, seperti kopi, kacang dan sebagainya.

Niru atau nyiru
adalah berbentuk tadah segi empat, bulat atau lonjong, terbuat dari bahan anyaman bambu. Gunannya untuk menampih beras dan bahan-bahan makanan yang lain. Yang berbentuk segi empat ukurannya kira-kira 50 x 60 cm.

Ayak
adalah sebuah alat berbentuk bulat dan gunannya untuk mengolah sagu rendang. Terbuat dari anyaman bambu atau rotan yang jarang. Garis menengahnya kira-kira 25 – 30 cm.

Tapis atau disebut juga tapis-bertangkai
ialah alat berbentuk sendok tetapi daunnya lebih besar dan berbentuk lekuk (tadah) yang diberi berlubang-lubang kecil dan berguna untuk mengeringkan gorengan. Daun tapisan ini terbuat dari bahan alumunium atau seng dan tangkainya dari kayu. Daun tapisan ini ukuran garis menengahnya ada kira-kira 20 cm.

Alat perlengkapan goreng yang lain dinamakan
sudip
, berbentuk sendok tetapi daunnya datar, terbuat dari bahan besi (termasuk tangkainya juga besi). Daunnya agak kecil, yaitu selebar
Kira-kira telapak tangan, dan panjang tangkainya kira-kira 25 – 30 cm.

Sudu atau sendok
ada yang terbuat dari bahan kayu, tempurung batok kelapa dan seng dari alumunium. Ukurannya bermacam-macam : besar, sedang dan kecil. Yang besar dipergunakan untuk menyendok nasi atau makanan lain dari periuk untuk dipindahkan ketempat penyimpanan nasi atau makanan lain, atau untuk memindah makanan dari cembung tempat nasi ke piring. Sendok yang kecil yang sering disebut sudu dipergunakan untuk menyenduk makanan atau nasi dari piring ke mulut.

Sendok yang terbuat dari bahan kayu atau tempurung batok kelapa biasanya dipergunakan untuk menyendok nasi di dalam periuk.

Ceret atau cerek
adalah alat berbentuk labu yang badannya bulat seperti bola dan penutupnya kecil, dan mempunyai saluran berbentuk corong sebagai penyalur air dari dalam ke luar. Bentuk dan bahan pembuatannya bermacam-macam, ada dari kayu dengan corong memanjang ke atas dan sekaligus sebagai tangkainya. Bentuk ini dinamakan kendi atau kendi kayu (karena terbuat dari bahan kayu). Ada pula tempat menyimpan air minum yang dinamakan torak atau kendi bercorot terbuat dari bahan kuningan, badannya bersegi dan bermotif pucuk rebung. Gunannya tempat air minum dalam upacara adat atau perkawinan. Ada yang dinamakan teko-air, terbuat dari perak bakar bermotif ukiran. Badannya kecil dan berbentuk bulat panjang, penutupnya agak runcing dan bentuk badannya genting ke atas seperti pinggang.

Disamping itu ada pula
ceret labu berkaki kuku
terbuat dari kuningan, digunakan sebagai tempat air minum. Dan ceret labu duduk juga terbuat dari kuningan. Ceret-ceret ini biasannya dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.

Perlengkapan lain sehubungan dengan memasak ini adalah
lekar
. Bentuknya berupa anyaman dari rotan bulat (disebut rotan “soni”)., dipergunakan sebagai alas periuk atau belanga. Besar lingkarannya dibuat menurut ukuran badan periuk atau belanga.

Tudung saji
adalah alat untuk menurut makanan yang sudah terhidang didalam mangkuk atau piring. Bentuknya seperti kerucut, runcing ke atas, terbuat dari bahan bambu atau pandan. Tudung saji diberi hiasan dengan berbagai macam motif. Ukuran besarnya kira-kira dapat menutup sekelompok piring atau mangkuk nasi, yaitu dengan garis menengah antara 75-90 cm. yang kecil ukurannya kira-kira bergaris menengah 25-30 cm.