6. Bangsawan : Pelaksanaan Cerita

Attayaya Butang Emas on 2010-03-10

Pelaksanaan

Dalam pelaksanannya, untuk memainkan cerita-cerita Melayu asli ini selalu didahului dengan upacara kenduri kecil yaitu membaca do’a selamat dengan hidangan sekadarnya. Biasanya hidangan yang dimakan bersama itu ialah “pulut kuning” yaitu nasi pulut yang dikuningkan dengan kunyit serta lauknya yang terdiri atas telur, ikan atau ayam panggang/rendang dan pisang.

Nasi pulut dalam piring atau pinggan ditindih dengan daun pisang yang sudah dipotong bundar sebesar pinggan dan di atasnya diletakkan lauknya. Setidak-tidaknya hidangan untuk kenduri kecil itu terdiri atas sepiring pulut kuning dan sesisir pisang (dengan atau tanpa lauk) yang dimakan bersama dan dibagi rata sedikit seorang, setelah do’a tolak bala selesai dibacakan.

Kenduri tolak bala yang dilaksanakan sebelum pertunjukkan itu dilakukan di atas panggung dan upacara sederhana itu tak boleh dilupakan. Adapun dasarnya ialah karena menurut kepercayaan masyarakat setempat, cerita-cerita Melayu asli yang akan mereka lakonkan di atas pentas sebentar lagi, ialah mengenai datuk-nenek para pemain itu sendiri, selain datuk-nenek juga hamper semua anggota masyarakat menonton cerita itu. Jadi, pementasan cerita-cerita yang berunsur sejarah atau yang dianggap oleh masyarakat setempat berunsur sejarah, maka dilakukanlah hal yang sedemikian itu.

Seandainya terjadi suatu kecelakaan dalam memainkan cerita-cerita jenis tadi, orang yang selalu dikesalkan ialah pimpinan permainan karena dianggap lupa melaksanakan kenduri membaca tolak bala. Seperkara pada pekerjaan ini berlaku di semua negeri-negeri Melayu.