1.2. Main Kolek

Attayaya Butang Emas on 2008-10-14

Pada zaman dahulu lomba Kolek diadakan semata-mata untuk mencoba miliknya selepas turun dari galangan, dan hanya dilakukan oleh para nelayan dengan koleknya (sampan layar). Awalnya memang bukan alat untuk pertandingan khusus. Tapi lama kelamaan permainan ini makin digemari oleh masyarakat, maka jadilah sebagai suatu perlombaan yang disukai oleh kaum istana di zaman Kesultanan Riau-Lingga. Sultan biasanya menyediakan hadiah yang besar buat para pemenang lomba sampan Kolek. Tekong atau Juru Mudi yang menjuarai perlombaan biasanya diangkat menjadi pengawal istana, ada di kahwinkan dengan dayang-dayang istana.

Dari permainan masyarakat nelayan, kemudiannya menjadi terkenal terutama pada masa penjajahan Hindia Belanda. Dan kalau pada awalnya kolek dilombakan adalah kolek yang dipergunakan untuk turun melaut, tetapi setelah banyak yang menyukainya, kolek yang dilombakan, khusus dibuat oleh tukang-tukang yang berpengalaman serta diukur oleh pawang-pawang ternama, dilangir, dan diberikan nama-nama seperti; Elang Laut, Keris Sempena, Mega Sakti, Anak Kala, adalah nama-nama yang biasa diberikan kepada kolek atau sampannya milik orang-orang kaya yang gemar akan perlombaan tersebut.

Kolek yang dipersiapkan untuk perlombaan, keluar galang cuma sekali setahun bila saat akan dilaksanakan perlombaan saja. Dan, jika dahulu Lomba Kolek tidak dilengkapi dengan peraturan khusus yang mengikat, kemudiannya pertandingan kolek dibuatkan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.

1.2.a. Waktu dan tempat permainan
Permainan ini biasanya dilakukan pada musim kemarau atau saat-saat hujan jarang turun. Hal inilah yang memungkinkan Lomba Kolek dapat dilaksanakan.

Lomba Kolek, lazimnya diadakan pada siang hari, dari mulai jam 09.30 hingga berakhir pada jam 1 atau 2 siang. Antara jam tersebut biasanya angin sedang berhembus cukup kencang, rata dan pasang pun sedang penuh yang memudahkan pelaksanaan lomba kolek.

Dahulu, lomba kolek dipertandingkan pada hari penobatan anak-anak raja atau pun keluarga istana, kemudian dilanjutkan pada perayaan 31 Agustus hari besar Hindia Belanda, kemudiannya menjadi permainan untuk menyemarakkan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus yang terus mentradisi.

1.2.b. Alat/perlengkapan permainan
Lomba atau permainan kolek yang diikuti oleh kaum laki-laki remaja dan dewasa yang berumur antara 15 sampai 40 tahun ini, kemudiannya dibagi dalam pengelompokan, yaitu :
  1. Kolek Kecil
  2. Kolek Sedang
  3. Kolek Menengah
  4. Kolek Besar
  5. Kolek Lambung

Untuk melaksanakan perlombaan, hendaklah dipersiapkan perlengkapan khusus, yaitu :

a. Tempat Lomba
Tempat perlombaan hendaklah di pinggir pantai yang terbuka baik dari laut maupun dari darat, guna menampung angin yang menjadi sumber [tenaga bagi] perlombaan kolek. Sebab tanpa angin yang memadai, maka perlombaan tidak akan berlangsung dengan memuaskan. Saat pertandingan dilaksanakan para penonton duduk di pantai sambil bersorak-sorak menjagoi koleknya masing-masing. Tempat perlombaan tersebut dibuat dalam bentuk bujur telur, dan diberi beberapa tonggak (pancang) sebagai rambu-rambu atau pun tanda tertentu :
  • Pasir pantai yang baik untuk tempat permulaan lepas.
  • Pintu Gerbang keluar masuk ke tempat perlombaan dengan dua buah pancang kiri dan kanan pintu masuk ke arena tersebut dan diberi bendera warna terang.
  • Pancang Kelet atau tempat berbelok diberi tanda dengan bendera merah.
  • Pancang Lewat, yang setentangan dengan letak pintu gerbang juga diberi tanda dengan bendera warna merah.
  • Pancang Putar yang merupakan pancang terakhir yang harus dilewati sebelum masuk kembali ke pintu gerbang (tempat penamat) yang juga diberi bendera merah. Ada pun jarak yang ditempuh dalam perlombaan ini kira-kira 6 mil secara sekelilingnya.

b. Kolek
Alat yang dilombakan ialah sebuah kolek, menurut ukuran jenis pertandingannya :
  • Kolek Kecil, panjangnya 3 m, lebar tengah/lambung 70 cm.
  • Kolek Sedang, panjang 3,5 m, lebar tengah atau lambung 80 cm.
  • Kolek Menengah, panjang 5 m dan lebar tengah atau lambung 90 cm.
  • Kolek Besar, panjang 6 m, lebar tengah/lambung 1,2 m.
  • Kolek Lambung, panjang 7,5 m dan lebar tengah atau lambung 1,5 m.

Gambar
Denah Tempat Perlombaan Kolek

Dan pada setiap sampan kolek itu dilengkapi pula dengan :
  • Seutas layar tengah
  • Seutas layar depan yang disebut “jib”
  • Tiang layar
  • Tiang songkang, penegak ujung layar yang di atas
  • Tali ganja, penaut jib ke tiang dari tinggi haluan kolek
  • Tamberang, atau kayu peregang bawah layar tengah
  • Tali tembang, untuk penimbang kolek yang diikat pada tiang dan tempat peserta bergayut sebagai pengimbang
  • Batu balas, untuk penimbang berat sampan
  • Tali damam, untuk penaut layar ke belakang
  • Pengumpil, sebagai kemudi.

Ada juga beberapa istilah dalam berkolek ini, yaitu :
  • Baut, maksudnya mau berbelok arah setiap tikungan
  • Berturut, maksudnya jalan lurus mengikut arah angin
  • Bersambang, maksudnya layar menyebak ke kiri dan ke kanan
  • Bersewa, maksudnya layar dan jib sekali ke kiri dan sekali ke kanan
  • Tekong, maksudnya juru mudi
  • Gompel, Guel, maksudnya berkayuh dengan dayung/pengayuh yang dipergunakan sebagai kemudi
  • Tukang tembang, yaitu penjaga keseimbangan kolek dalam berlayar bila terkena angin kencang
  • Layar sekan, yaitu layar berbentuk segi tiga
  • Layar sokang, yaitu layar yang berbentuk trapesium
  • Sauk, yaitu linggi kolek yang di haluan dan di belakang kolek
  • Timbe, yaitu pembuang air kolek
  • Sengka, yaitu tempat penegakan tiang kolek.

Ada pun kolek-kolek lomba ini biasanya dibuat dari kayu yang agak ringan dan kuat daya apungnya, seperti kayu medang, rengas, dan pulai. Sedangkan layar terbuat dari kain biasa atau belacu. Tali temali dari tali sabut [kelapa] yang dipintal. Pengayuh dari kayu yang tahan dan tidak mudah patah pada saat mengayuh serta dipaut sebagai kemudi dalam keadaan angin yang kencang sekali pun. Sedangkan pakaian peserta biasanya seragam untuk satu kolek.

1.2.c. Jalannya permainan
Sebelum kolek berlepas untuk berlomba, semuanya disiapkan di pantai dengan kelompok masing-masing yang terdiri dari 4 sampai 5 buah kolek untuk diperlombakan menurut jenisnya, dalam keadaan semuanya masih belum terpasang. Baik layar maupun tali temali masih dalam keadaan tergulung.

Setelah berbunyi aba-aba atau tanda untuk memulai perlombaan, maka para peserta menurunkan koleknya masing-masing dan langsung memasang layar serta tali temalinya. Siapa cepat selesai, ia langsung melaut.

Dari gerbang keluar pantai itu mereka sama-sama berpacu ke arah Pancang Belok, dan memutar di sana serta merobah arah ke Pancang Lewat, yang terletak di tengah arena. Dari sini langsung ke Pancang Putar.

Dari Pancang Putar, yang merupakan jarak tempuh terakhir, sama-sama pula kolek itu berpacu ke gerbang masuk dan sampai Tempat Penamat.

Sebuah kolek dianggap batal, jika tiap putaran si peserta tidak mengikuti atau mengitari pancang yang telah ditentukan. Hal ini jelas kelihatan oleh para pengamat (juri) yang berada di tempat-tempat yang memungkinkan untuk melihat jalannya perlombaan. Sebuah kolek juga dianggap batal jika karam sebelum sampai kepada Tempat Penamat.

Bila peserta mencapai tempat penamat terlebih dahulu dengan syah, maka ialah yang menjadi juara, sampai kepada urutan selanjutnya.