12. Tepuk Tepung Tawar

Attayaya Butang Emas on 2008-12-02

Dalam rangkaian upacara perkawinan adat Melayu Kepulauan Riau, sesudah acara akad nikah dilanjutkan pula dengan “Tepuk Tepung Tawar”. Acara ini adalah “menepuk” dengan beras kunyit dan bertih (padi yang disangrai), yang dilanjutkan dengan mencecah inai di telapak tangan pengantin. Dalam acara ini juga senantiasa diiringi dengan pantun-pantun oleh si pembawa acara, misalnya :

Pembawa acara :
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tuan-tuan, puan-puan dan ncik-ncik dan hadirin yang budiman,
Sempurne helat karene adat,
Sempurne kerje karene do’a,
Sesuai dengan adat,
Sepadan dengan lembage,
Marilah kite ikuti
Acare tepuk tepung tawar.

Jung berlayar ke Pulau Penyengat,
Singgah membeli secupak penganan.
Tepung tawar ucapan selamat,
Berkat Illahi yang diharapkan.

Untuk memulai acare ini, di harap kesediaan dari ........... untuk menepuk tepung tawar pengantin.


(Maka seseorang yang disebut namanya melakukan acara tersebut dengan hikmat. Orang yang dipanggil pembawa acara biasanya orang yang dituakan, orang tua, maupun saudara. Sementara si pembawa acara terus berpantun).

Orang berlayar ke Pulau Rupat,
Disitu tempat menjual serabi.
Tepung tawar membawe berkat,
Do’a syukur kepade Allhurabbi.

Ye, terime kaseh kepade .................... dan untuk selanjutnye, diminte kesediean .................. untuk menepuk tepung tawar pule kepade pengantin.


(Seseorang memberikan tepuk tepung tawar pula. Dilanjutkan dengan pantun berikut).

Indah bunyi burung tekukur,
Hinggap tinggi di dahan sagu.
Beras kunyit beras ditabur,
Semoge sejahtere pengantin baru.


(dilanjutkan lagi dengan si penepuk tepung tawar berikutnya, dan pantunnya adalah seperti berikut).

Santan diperah masak kari,
Kari dimasak dalam belange.
Di tepuk bahu kanan dan kiri,
Semoge arif berumah tangge.


(dan selanjutnya dengan penepuk tepung tawar berikutnya dan dengan pantunnya pula, hingga kira-kira sampai kepada yang terakhir, biasanya berjumlah ganjil orangnya. Dan inilah perkataan terakhir dari acara tepuk tepung tawar itu disampaikan si pembawa acara).

Untuk penepuk tepung tawar terakhir dimintekan kepade ......... dan sekaliannye untuk membacekan do’a bagi keselamatan kepade kedue pengantin dan kepade kite semue yang hadir. Dipersilekan kepade ..........

(setelah itu, disambut pula dengan sebait pantun, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan do’a. Kemudian si pembawa acara berkata).

Tepung tawar sudah direnjis
Dibilas pule dengan si air mawar
Ditutup akhir dengan do’a
Sempurnelah sudah acare ini
Berkenanlah persaudarean kite
Amin, amin ya Rabbal ‘alamin.

Tuan-tuan, puan-puan, ncik-ncik dan hadirin sekaliannye
Ibarat berlayar sudah sampai ke tujuan
Hajat yang berhelat sudah sampai
Tibelah pule masenye kite bersurai
Tuan rumah bermohon harap dimaafkan
Akhirnye, bagaimane datang
Begitu pule baliknye
Kami jemput, kami antarkan
Kami pinjam, kami balikkan
Kami pinjam dengan tepak
Kami balikkan dengan do’a
Dan seraye menutup acare ini
Dengan kalimah Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin
Kepade hadirin sekaliannye dipersilekan mencicipi hidangan
Dan kemudiannye pule kami ucapkan selamat dan tahniah
Kepade pengantin dan kedue orang tuenye
Terime kasih dengan kesabarannye untuk mengikuti acare ini
Wa’billahi taufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Kepada orang-orang yang telah memberikan tepuk tepung tawar biasanya diberikan sebuah bunga telur oleh Mak Andam sebagai ucapan terima kasih. Bunga telur adalah bunga yang dibuat dari kertas, diikat pada lidi atau bambu kecil dan ditancapkan pada pulut kuning yang dibungkus dengan daun pisang. Bagian ujung dari lidi atau bambu kecil yang diraut itu, diikat dengan telur merah yang sudah dirajut dengan benang. Tetapi kepada masa sekarang pekerjaan seperti itu telah diubah suai dengan bentuk yang beraneka ragam, sesuai dengan kemajuan zaman.

Orang-orang yang memberikan tepuk tepung tawar adalah undangan ataupun jemputan dari kalangan orang yang terpandang, seperti tokoh adat, tokoh pemerintahan, orang-orang tua kerabat yang datang dari jauh kemudian diakhiri dengan pembacaan do’a oleh seorang ulama.

Tepuk tepung tawar berguna sebagai do’a supaya kedua pengantin meruah rezekinya, ikhlas dalam berbuat, memperoleh kedamaian, ketentraman hati dalam hidup berumah tangga dan bermasyarakat.

Adapun makna dari tepung tawar adalah :
  1. Beras kunyit atau beras kuning. Warna kuning melambangkan raja, kebesaran, keagungan dan kebesaran Melayu Riau.
  2. Beras putih atau beras basuh. Warna putih lambang kesucian, kebersihan, dengan bermakna bahwa melaksanakan segala sesuatunya haruslah mendapatkan tuah.
  3. Bertih adalah beras yang digoreng tanpa minyak. Warna putih kecoklatan melambangkan pengembangan, kemekaran dengan kesuburan yang membawa kemakmuran.
  4. Daun Setawar melambangkan penawar yaitu obat segala yang berbisa.
  5. Daun Sedingin melambangkan kedamaian dan ketentraman hati.
  6. Air harum-haruman (air mawar) melambangkan kebahagiaan (harmonis) di dalam keluarga dan nama baik.
  7. Daun-daunan yang diikat menjadi satu sebagai perenjis melambangkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan, kerukunan dan kedamaian rumah tangga dan bermasyarakat.

Adapun perlengkapan dan bahan-bahan tepuk tepung tawar terdiri atas :
  1. Pahar atau talam berkaki yang kecil.
  2. Sangku yaitu mangkuk tembaga yang kecil tempat beras kunyit.
  3. Beras basuh.
  4. Tepung beras dan beras bertih.
  5. Tempat inai giling.
  6. Air yang telah dicampur dengan tepung beras dan dibubuhi dengan harum-haruman (bunga mawar).
  7. Alat perenjis untuk menepuk yang terdiri dari daun setawar, daun sedingin, daun ganda rasa, daun hati-hati, daun sipulih, daun samban, daun juang, dan akar ribu-ribu. Semua daun-daun tersebut disusun dengan rapi dan diikat dengan salah satu daun.

Apabila selesai acara Tepuk Tepung Tawar, pengantin laki-laki bersama rombongannya meminta izin kepada tuan rumah untuk kembali ke rumahnya, dan menyatakan akan datang lagi membawanya untuk disatukan pada acara bersatu atau bersanding.

Kepulangan pengantin lelaki dibekali oleh keluarga pengantin perempuan dengan tepak sirih, bunga rampai dan kue-mue yang merupakan bukti bahwa pengantin lelaki telah sampai ke rumah pengantin perempuan.

Selama waktu sebelum acara persandingan dilakukan, segala persiapan makanan dan minuman untuk pengantin lelaki diantarkan oleh keluarga pengantin perempuan. Makanan tersebut diantar dengan perlengkapan berupa piring makan, piring lauk, mangkok nasi, piring kue, kesemuanya diletakkan di atas sebuah pahar dan ditutupi dengan “tudung hidang”. Tudung hidang adalah tudung saji yang terbuat dari daun pandan dan di atasnya terdapat jahitan kain-kain perca.