15. Makan Berhadap

Attayaya Butang Emas on 2009-01-08

Biasanya pelaksanaan makan bersuap disejalankan dengan makan berhadap. Artinya setelah kedua pengantin makan bersuap, kemudian mereka makan berhadap.

Perangkat peralatan dipersiapkan untuk melaksanakan upacara ini, yaitu : sprei (alas kain/permadani), talam, pahar, gelas, balang ceret untuk cuci tangan, piring tempat nasi dan piring yang telah berisi lauk-pauk.

Setelah peralatan dipersiapkan, maka Mak Inang (Mak Andam) memandu pengantin perempuan mengenai cara-cara melayani suaminya untuk makan. Melalui pelayanan ini terpancar kesetiaan, kepatuhan dan kasih sayang seorang isteri kepada suami.

Saat kedua pengantin makan berhadap, maka undangan pun disuguhi dengan makan minum. Untuk jemputan orang perempuan biasanya makan di dalam, sedangkan kaum laki-laki di luar rumah atau di halaman rumah yaitu di bangsal yang telah disediakan. Tempat makanan yang disiapkan di bangsal, yaitu meja yang dibuat dari tiga keping papan, sedangkan tempat duduknya dari sekeping papan. Meja dan tempat duduk dipasang berjejer panjang memenuhi bagian bawah bangsal. Jemputan makan berhidang, maksudnya segala hidangan yang dipersiapkan dihidangkan untuk tiga sampai lima orang. Makan berhidang dilakukan berkelompok berjumlah tiga sampai lima orang. Undangan yang datang silih berganti dan diberi makan oleh petugas. Setelah selesai makan, jemputan tersebut memberikan ucapan selamat kepada keluarga pengantin dan juga kepada pengantin sambil memberikan buah tangan.

Biasanya acara bersanding ini selesai sebelum masuk waktu maghrib. Kedua pengantin dibawa masuk ke dalam bilik. Saat berjalan menuju ke dalam bilik, kedua pengantin mengaitkan kelingkingnya. Sampai di bilik pengantin, Mak Andam mengambil tangankanan pengantin perempuan untuk bersalaman dengan suaminya. Pengantin perempuan masih diasuh oleh Mak Inang cara-cara melayani suaminya untuk makan malam.