13. Gurindam Melayu

Attayaya Butang Emas on 2011-06-20

13. GURINDAM

Bahwasannya perkataan gurindam itu sama dengan Perhiasan atau burung dalam arti kiasan. Suara boleh bergurindam, demikian juga dengan tutur kata boleh bergurindam, berbunga-bunga, berperhiasan utnuk menarik dan melembutkan hati orang yang mendengar atau kepada siapa ditujukannya. Karena kalimat berperhiasan itu ada kalanya disertai dengan petatah-petitih, dipadu pula dengan kalimat bersajak dan berirama. Gurindam pada awalnya diperdapat dari bahasa Tamil, besebab pergaulan dengan orang-orang Hindu. Bentuk Gurindam berbait-bait. Bilangan barisnya dua dan bersajak sempurna ataupun tidak sempurna. Umumnya kedua baris pertama dan baris kedua sangatlah berhubungan erat, merupakan mata rantai inti pemikiran.

Selain itu, isi gurindam sepertinnya ikatan sebab akibat. Yaitu baris pertama disebutkan suatu sebab sedangkan baris kedua menyimpulkan akibat. Sedangkan jumlah suku kata antara baris pertama dan kedua, diusahakan sama, tentulah ini untuk menjaga keseimbangan irama.

Rumusnya bersajak:

…………………………..a
…………………………..a

Pada umumnya isi gurindam adalah nasihat, baik untuk sopan santun dalam pergaulan. Perhatikan gurindam berikut ini:

Awal diingat akhir tidak,
Alamat badan akan rusak.


Atau,
Jika kamu bersifat murah,
Segala orang datang menyerah.


Atau,
Jika kena penyakit kikir,
Sanak saudara lari menyingkir.


Atau,
Kurang piker, kurang siasat,
Tentu dirimu kelak tersesat.


Selain gurindam yang berisikan nasihat, soal sopan santun kemudiannya lebih kental dengan nasihat agama. Tapi kalau kita menyimak lagu-lagu Keroncong Lama ada juga yang berbentuk gurindam, misalnya:

Aduh, aduh! (diucapkan : yadu, yadu!)
Sakit sungguh menanggung rindu.


Atau,
Oleleuh di Kutaraja
Kalau boleh dibawa saja.


Sedangkan di pesisir barat Sumatera disebutkan orang dengan nama Radat di dalam lagu Z(d)ikir, yaitu lagu melayu yang di Arabkan.

Syahdan, beberapa abad kemudiannya, masuklah Agama Islam ke Indonesia, tak terkecuali gurindam pun mengalami sedikit perubahan, terutamanya tentang isinya yang lebih banyak kepada Nasihat Agama dan kebaikan kehidupan di dunia atara sesame insane.

Gurindam yang terkenal benar dikalangan penyelidik-penyelidik bahasa ialah “Gurindam 12” buah tangan Pujangga Raja Ali Haji, yang digubah pada bulan Rajab, tahun 1263 H di Penyengat, yang kemudiannya disalin ke dalam majalah Land-en Volkenkunde Bataviasche Genootschap no. 2 yang keluar dalam bulan April 1653.