4. Cukur Rambut

Attayaya Butang Emas on 2008-08-26

Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur rambut kepala si bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak.

Tetapi adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak mengikut kepada ketentuan bersempana memberi nama anak pada saat upacara pencukuran rambut. Bersebabkan, ada yang melakukan pencukuran rambut itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya pula ketika anak telah pandai berjalan.


Gambar
Bayi cukur rambut
Cukur rambut

Tiada pula bersalah-salahan ketika acara cukur rambut ini, disejalankan pula ianya kepada upacara turun tanah atau memijak tanah. Maka yang sedemikian itu tiadalah pula bersalah-salahan, karena sebagiannya ada pula yang mengikut kepada pekerjaan yang sedemikian itu.

Upacara memotong rambut atau mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial daripada rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika tiada dibuangkan, si bayi akan senantiasa dirundung malang.

Sebelum dilakukan acara cukur rambut ini, rumah hendaklah dibersihkan serta rumah itu dihias supaya terlihat indah serinya rumah itu. Adapun kelengkapan yang disediakan karena menjalankan adat bercukur itu ialah :
  1. Anak bayi itu dipakaikan dengan pakaian yang indah-indah dan diletakkan di atas tilam kecil yang ditaruh di atas talam atau pahar.
  2. Satu ceper berisi tiga buah mangkuk atau piring kecil yang berisi air tepung tawar, beras kunyit dan bertih.
  3. Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit, dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok siku keluang dan dijadikan tutupnya daripada potongan kepala nyiur. Air nyiur itu dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu diletakkan di dalam sebiji batil semuat-muat nyiur itu saja. Biasanya nyiur itu dihiasi pula dengan lilitan rantai emas atau perak dan dicucuk dengan tajuk-tajuk rekaan yang indah-indah rupanya.
  4. Bila sudah siap semuanya maka anak bayi itupun dibawa keluar dan dikelilingkan kepada tetamu laki-laki. Tiap-tiap seorang daripada mereka setelah menepuk sedikit tepung tawar, menebar sedikit beras kunyit dan bertih kepada si bayi, maka iapun menggunting sedikit saja dari rambut (ujung) si bayi dengan gunting yang memang telah disediakan. Rambut yang digunting itu dimasukkan ke dalam air di dalam nyiur itu. Pada masa inilah biasanya si bayi diberikan nama. Aturan bilangan orang yang melakukan guntingan rambut itu hendaklah sebilangan yang ganjil, yaitu tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Setelah selesai dijalankan oleh pihak lelaki, maka si bayi dibawa pula ke tempat orang-orang perempuan dan melakukan sebagaimana yang dilakukan sebelumnya (pada upacara-upacara adat Melayu, jemputan/undangan lelaki dan perempuan dipisahkan tempat/ruangannya).
  5. Setelah selesai kedua pihak lelaki dan perempuan itu menjalankan adat bercukur, barulah rambut si bayi dicukur seluruhnya secara sempurna oleh Tuk (Mak) Bidan atau sesiapa yang mahir dengan segala pekerjaan itu. Rambut anak itu semuanya dimasukkan ke dalam nyiur itu dan setelah dibuka dan dicabut segala rantai, hiasan dan tajuk-tajuk yang menghiasi nyiur itu, maka nyiur itu lazimnya di tanam dimana-mana halaman rumah itu bersama sepohon anak nyiur atau lain-lain yang seumpamanya, sebagai peringatan atas masa anak-anak itu dilahirkan.

Pada masa kemudiannya pada waktu-waktu berikutnya, pada pekerjaan bercukur rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.

Sebelum masuk kepada Berjanzi, beberapa keterangan hendak di-nukil-kan terlebih dahulu berkenaan dengan Berjanzi ini. Yaitu, sebenarnya Berjanzi berasal daripada kata Al-Barjanz yaitu nama keluarga seorang bangsa Kurdi yang menulis rangkaian prosa dan puisi berkenaan Rasulullah yang amat terkenal itu. Nama lengkapnya adalah Ja’far Al-Barjanz. Mula-mulnya karya Ja’far Al-Barjanz khusus dikarang dipakai pada hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang disebut Maulud. Peringatan Maulud sendiri sebenarnya tiadalah masuk kepada tradisi Islam. Kemudiannya baru kepada tahun 1207 Muzaffar ad-Din di Mosul, Irak, merayakannya dan sejak itu menjadi tradisi Islam yang baru, yang sangatlah luas penyebarannya.

Sampailah kemudiannya di negeri-negeri Timur peringatan Maulud Nabi sudah menjadi keharusan. Dan karya Ja’far Al-Barjanz menjadi pegangan utama. Kemudiannya pula pembacaan Berjanzi, Asyrakal, Marhaban juga dilakukan kepada pekerjaan membesarkan perayaan hari besar Islam, perayaan nikah-kawin dan perayaan tradisi lainnya, termasuklah kepada upacara cukur rambut. Demikianlah adanya secara ringkas telah disampaikan berkenaan dengan Berjanzi.

Berikut adalah nukilan dari Gubahan Permata Mutia karangan Ja’far Al-Barjanz yang diterjemahkan oleh Raja Haji Muhammad Sa’id :

Bismillahirrahmanirrahim


Memulai aku akan imla’ ini dengan nama zat yang tinggi hal keadaan memohonkan kelimpahan segala berkat-Nya atas barang yang dikurniakan-Nya dan yang dianugrahi-Nya akan dia.

Dan aku memuji dengan pujian yang segala tempat lelehan airnya mudah mengalir air padanya padahal mengendarai aku akan unta setengah daripada syukur yang elok dan aku salawat dan salam atas cahaya yang bersifat dengan sedia dan awal yang berpindah-pindah daripada beberapa muka dan dahi yang mulia-mulia dan aku pohonkan kepada Allah akan kemurahan-Nya yang ditentukan-Nya akan segala keluarga yang suci yang dibangsakan kepada Nabi dan yang diratakan bagi segala sahabat dan segala yang mengikut akan dia dan yang kasih dan memuliakan dia.

Dan kupohonkan lagi kepada_nya akan pertunjukan kepada jalan yang terang dan pemeliharaan daripada sesat pada segala perjalanan yang salah dan perlangkahannya.

Dan aku hamburkan dan menyatakan akan setengah daripada cerita Maulud peranakkan Nabi dengan nasab (bangsa) Nabi yang mulia dengan tatahan yang menghias akan segala pendengaran dengan pakaiannya dan aku memohon pertolongan akan kodrat kuasa Allah dan kekuatan-Nya yang sempurna. Maka bahwasanya tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah.

Ya Allah semerbakkan oleh-Mu akan kuburnya yang mulia dengan bauan yang sangat harum daripada salawat dan salam atasnya. Hai Tuhanku selawatkan dan salam atasnya. Hai Tuhanku selawatkan dan salam dan kurniakan berkat atasnya.

Kemudian daripada itu maka aku berkata bahwa penghulu kita Sayidina Muhammad itu anak Abdullah anak Abdul Muthalib, dan nama Abdul Muthalib itu Syaibatul-hamd, anak Hasyim, dan nama Hasyim itu ‘Amru anak Manaf dan namanya Al-Mughirah anak Qusai (adalah arti qushai itu jauh) dan nama Qusai itu Mujammi’; sebab pun dinamai dia Qusai karena berjauhan ia dengan ahlinya pada negeri Qana-ah yaitu suatu pedusunan di negeri Yaman yang jauh dari tempatnya itu Mekkah, hingga dikembalikan Allah akan dia ke Haram (Mekkah) yang mulia.

Maka memeliharakan dia akan negerinya Mekkah itu daripada segala yang memberi mudharat akan dia. Dan Qusai itu anak Kilab namanya Hakim anak Murrah, anak Ka’ab, anak Luwai, anak Ghalib, anak Fihar dan namanya Quraisy.

Dan kepada Quraisy inilah dibangsakan jemah Quraisyiyah itu. Dan yang di atas Quraisy itu bangsa Kinani seperti cenderung kepadanya oleh kebanyakan ulama dan dipilih akan dia oleh mereka itu atas Fihar itu anak Malik, anak Nazr, anak Kinanah, anak Khuzaimah, anak Mudrikah, anak Ilyas, dan Ilyas itulah orang yang menghantarkan hadiah unta kepada negeri Haram karena menuntut perdampingan kepada Allah di dalam salbinya, dan Ilyas itu anak Mudhar, anak Nizar, anak Ma,ad, anak Adnan. Dan inilah kalungan yang diatur segala permatanya oleh segala jari sunnah (hadis) yang tinggi.

Dan bermula menyampaikan nasabnya kepada Al-Khalil Nabi-Allah Ibrahim ‘alaihis salam (dan benci ia?). Dan bermula ‘Adnan itu tiada syak di sisi mereka yang mengetahui ilmu bangsa akan sampainya ia kepada Al-Zahih Nabi-Allah Ismail ‘Alaihis salam.

Maka alangkah besarnya kalungan keturunan yang gemerlapan segala bintang permatanya dan betapa tidak padahal adalah penghulu yang amat mulia yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu pertengahannya dan pilihannya.

Inilah bangsa yang engkau bilangkan
Tinggi dengan perhiasan keelokan
Segala bintangnya telah dikalungkan
Tinggi dengan perhiasan keelokan

Segala bintangnya telah dikalungkan
Oleh buruj jauza’ memakaikan
Ialah sebaik-baik gubahan
Empunya kemuliaan serta kemegahan

Yang engkau padanya permata pilihan
Terpelihara dengan segala kelebihan

Dan alangkah mulianya bangsa yang besar ini telah disucikan Allah akan dia daripada zina masa jahiliyah seperti yang telah berkata Al-Zainu bangsa Irak yang didatangkannya daripada beberapa hadis yang terang pada yang sedemikian itu di dalam kitabnya yang bernama Al-Mawaridul Hani dan menceterakan ia akan dia.

Sesungguhnya telah memeliharakan Tuhan
Karena kemuliaan yang empunya kemegahan
Segala bapanya sempurna kelebihan
Sebab memeliharakan nama pilihan

Akan zina mereka tinggali
Cederanya tak kena sekali-kali
Daripada Adam bapa yang asli
Hingga ibu nabi yang ’ali

Mereka itulah penghulu yang besar yang berjalan cahaya nubuwat itu pada beberapa dahi mereka itu yang elok dan zahirlah cahaya nur itu pada dahi Abdul Muthalib dan anaknya Abdullah.

Ya Allah semerbakkan oleh-Mu akan kuburnya yang mulia dengan bauan yang sangat harum daripada selawat dan salam. Hai Tuhanku selawatkan dan salam dan kurniakan berkat atasnya.

Dan manakala berkehendak Allah akan menyatakan hakikat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu dalam ini dan menzahirkan tubuhnya dan nyawanya dengan rupa dan maknanya, memindahkan ia akan nur itu ke tempatnya yaitu perut Aminah bangsa Zahri, dan menentukan ia akan Aminah itu dengan bahwa adalah ia itu Nabi yang dipilih-Nya dan diseru pada langit dan bumi, memberitahu akan mengandung sayidah Aminah itu akan nurnya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dibangsakan zat dan rindulah tiap-tiap orang yang rindu kepada bersegera akan kabarnya Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam dan dipakainya bumi ini kemudian daripada berpanjangan masa kemaraunya dengan tumbuh-tumbuhan seolah-olah berpakaianlah ia dengan pakaian suatu bangsa sutera yang disebut sundus, dan ranumlah segala buah-buahan dan merindanglah pohon-pohon supaya memetik akan buah-buahan oleh orang yang hendak memetik akan dia dan bertuturlah dengan mengandung segala binatang kenderaan dengan bahasa Arab yang fasih lidahnya katanya bagi Quraisy telah dikandung kan Muhammad.

Demi Tuhan Ka’bah imam dunia dan akhirat dan pelita ahlinya. Dan terhunjamlah segala singgasana kerajaan raja-raja dan gugur segala berhala dan berkeliaranlah segala binatang timur dan barat daripada laut dan darat karena mendapat kabar kesukaan ini. Dan meneguklah segala makhluk akan piala tuak anggur yang sangat mabuk oleh sebab terlalu sukanya. Dan sukalah segala jin dengan hampir masa zahir Rasulullah itu. Dan batallah segala kahinah dan sihir. Dan gemetarlah segala rahib (paderi) dan banyaklah perkataan menuturkan kabarnya shallallhu ‘alaihi wa sallam dari tiap-tiap alam pendeta yang pandai-pandai dan mahir mahir dengan beberapa kabar dan cetera-cetera daripada kitab-kitab yang dahulu kala dan hairanlah ia akan keelokan Nabi Shallallhu ‘ alaihi wa sallam itu.

Syahdan maka datanglah seorang yang datang kepada Aminah pada tidurnya yaitu pada tatkala sampai masa mengandung enam bulan. Maka katanya bagi Aminah bahwasanya engkau telah mengandung akan penghulu sekalian alam dan sebaik-baiknya manusia, dan engkau namakan Muhammad karena ia akan dipuji kelak.

Ya Allah semerbak oleh-Mu akan kuburnya yang mulia dengan bauan yang sangat harum daripada selawat dan salam atasnya. Dan manakalah sampailah mengandungnya itu sempurna dua bulan sebagaimana perkataan yang masyhur maka wafatlah ayahandanya Abdullah di dalam negeri Madinah yang mulia. Dan adalah sebab wafatnya di Negeri Madinah itu karena adalah ia telah masuk ke negeri itu mendapatkan segala ayahanda saudaranya bangsa Bani ‘Ady daripada pasukan bangsa Najjar. Maka berhenti ia disitu mengidapkan sakitnya, lamanya sebulan. Lalu ia pun wafatlah.

Syahdan manakala sampailah sempurna masa mengandungnya itu sembilan bulan sebagaimana perkataan rajih dan hampirlah bagi zamn itu hilang kesusahannya dengan sebab lemah pada agama maka hadirlah pada malam itu diperanakan nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam itu Asiah istri Fir’un dan Maryam binti ‘Imran beserta beberapa bidadari syurga menghadap bundanya Aminah itu. Maka sakitlah ia dengan anak beranak lalu bersalinlah ia akan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal nurnya amat cemerlang gilang gemilang.

Cahaya durjanya tiada berperi
Gilang gemilang laksana matahari
Menerangi alam yang amat berseri
Menyuluhi alam setiap hari

Ialah malam diperanakkan mulia
Bagi agama adalah ia
Kesukaan hening beserta ria
Dengan harinya amat bahagia

Hari mencapai kemenangan Aminah
Binti wahab yang bersifat amanah
Karena memperanakkan shahibul sunnah
Perempuan yang lain mencapai tak pernah

Membawakan Aminah kepada kaumnya
Akan kandungan yang lebih afdalnya
Daripada kandungan Maryam dahulunya
Maryam ‘tu dara Isa anaknya

Yaitu anak yang sangat mulia
Lengkap dengan segala bahagia
Segala kafir beragama sia-sia
Dengan sebabnya keguguran dan bahaya

Berlalu suara di awang-awangan
Menyukakan peranakkan Nabi junjungan
Yang menyatakan suruhan larangan
Daripada Allah membawa keterangan

Maka kebajikan yang banyaklah bagi orang yang ada sehingga-hingga kehendaknya dan sehabis-habis tuntutannya itu membesarkan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.

Ya Allah semerbakkan oleh-Mu akan kuburnya yang mulia dengan bauan yang sangat harum daripada selawat dan salam atasnya.

Maka keluarlah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dari perut ibunya. Hal keadaannya menghantarkan kedua tangannya kebumi, mengangkatkan kepalanya ke langit, mengisyaratkan dengan angkat kepalanya itu kepada ketinggian dan kebesarannya dan tinggi kadarnya atas segala manusia dan menunjukkan ialah Allah yang elok segala tabi’atnya dan sifatnya. Maka bundanya pun menyilakan nindanya Abdul Muthalib pada ketika itu sedang tawaf keliling Ka’batullah yang mulia. Maka segeralah ia datang. Maka tatkala dilihatnya akan cucunya sallallahu’alaihi wa sallam sangatlah berkembangan dan suka cita hatinya tiada terhingga lalu dibawanya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam itu masuk ke dalam ka’bah yang mulia serta berdiri minta doa kepada Alah dengan ikhlas niatnya serta syukur ia bagi Allah atas barang yang dikaruniakan-Nya dan dianugrahi-Nya yaitu Nabi sallallahu’alaihi wa sallam dengan suci bersih serta terkhitan dan terkerat pusatnya dengan tangan kodrat Tuhan, lagi amat sangat harum baunya dan berkilat-kilat tubuhnya dan tercelak kedua matanya dengan celak ‘inayah Tuhan. Dan kata setengah mengkhitan akan dia oleh nindanya Abdul Muthalib kemudian daripada umumnya tujuh hari lalu berjamu dan memberi makanlah ia serta dinamakan dia Muhammad. Dan sangatlah nindanya kasih sayang dan memeliharakannya.

Ya Allah semerbakkan oleh-Mmu akan kuburnya yang mulia dengan bauan yang sangat harum daripada selawat dan salam atasnya.

Dan tatkala diperanakkan Nabi sallallahu ‘alahi wa sallam itu nyatalah bebeberapa perkara yang ajaib-ajaib yang menyalahi bagi segala adat ialah karena memulakan bangunan nubuwahnya dan menyatakan bagi segala makhluk ini yang ialah pilihan Allah maka ditambahkan pemeliharaan dan penjagaan di langit dan dihalaukan daripada naik ke atas segala murid yang syayathin yang hendak mendengar-dengar perkataan malaikat dan direjamkan dengan api daripada beberapa bintang yang amat cemerlang dan menerangkan ia dengan cahayanya akan bumi-bumi Tanah haram dan keluarlah beserta Nabi shallallahu’alaihi wa sallam waktu diperanakkan dia cahaya yang menerangi baginya akan istana-istana Qaishar di negeri Syan. Maka melihat akan dia oleh orang yang di dalam tempat yang bernama Bithah Makkah yang disebut pada masa sekarang Al-Mu’abadah. Dan pecahlah balai kerajaan Kisra di negeri Mada-in yaitu sebuah negeri di negeri Irak. Adalah balai itu diperbuat dan didirikan akan dia oleh raja Kisra Parsi bernama Anusyarwan. Dan gugurlah empat belas daripada ombak-ombak itu: adalah panjang tiap-tiap satu ombak-ombak itu lima belas hasta. Dan dibinasakan kerajaan Kisra karena kesusahan huru-hara yang mengenai akan dia.

Dan padamlah api yang disembah oleh orang Parsi dengan sebab zahir cahaya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang amat cemerlang itu. Dan keringlah tasik di negeri Sauah yang di antara hamadan dan Qum di sebelah negeri ‘Ajjam dengan sebab kering segala tempat mengalir airnya. Dahulunya adalah tasik itu tiada pernah berkeputusan airnya. Dan naiklah air penuh pada wadi Sawamah (tempat di antara Syam dan kaufah). Dahulunya di tempat ini tiada air yang boleh memuaskan dahaga. Adapun tempat diperanakkan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam itu ialah pada tempat yang diketahui orang namanya dengan bumi Mekkah dan negeri yang tiada boleh berkeputusan pohon-pohonnya dan tiada berhenti tumbuh-tumbuhannya. Dan bersalah-salahan perkataan ulama mengatakan tahun di peranakkan Nabi shallallahu’alaihi wa salam dan bulannya dan harinya. Tetapi yang rajihnya diperanakkan dia pada hari Isnin hampir fajar dua belas hari bulan Rabi’ul Awwal pada tahun Gajah yang telah ditegahkan Allah akan mereka yang akan membinasakan negeri Mekkah beserta rajanya yang mengendarai itu daripada sampai ke haramnya dan dipeliharakan Allah akan Haramnya yang mulia itu.

Ya Allah semerbakkan olehMu akan kuburnya yang mulia dengan bauan yang sangat harum daripada selawat dan salam atasnya.

Maka menyusukan akan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam itu oleh bundanya Aminah beberapa hari lamanya. Kemudian maka menyusukan pula akan dia oleh perempuan yang bernama Tsuaibah bangsa Aslam pemerdekaan Abu Lahab yang memerdekakannya akan dia tatkala sampai padanya kabar diperanakkan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ialah dengan sukacitanya akan dia. Maka Tsuaibah itu menyusukan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam beserta anaknya yang bernama Masruh dan Abi Sakamah, keduanya saudara sesusu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Maka sangatlah Tsuaibah itu kasih sayang dan memuliakan dengan sehabis-habisnya akan Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam. Dan Tsuaibah itu dahulunya menyusukan ayahanda saudara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan Tsuaibah itu dahulunya menyusukan saudara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Hamzah. Maka sayidina Hamzah inilah yang terpuji pada menolong akan agama Islam.

Dan adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala berpindah ke Madinah berkirim ia kepada ibu susunya Tsuaibah itu dari Madinah ke Mekkah akan belanja dan pakaian yang layak. Baginya demikianlah halnya beberapa lama hingga wafatlah Tsuaibah itu. Kata setengah Tsuaibah itu di dalam agama jahiliyah, tiada ia masuk Islam.

Dan dikata orang telah Islam ia seperti yang telah disabitkan oleh Ibnu Mandah. Kemudian daripada itu maka menyusukan pula akan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh seorang muda bernama Halimah bangsa Sa’di isteri Haris bin Abdul ‘Uzza. Adalah Halimah itu oleh sebab fakirnya tiada kaum ahli Mekkah itu mau mengambil akan dia buat menyusukan anaknya karena dengan sebab fakir itu lazimlah kurang makan, dan apabila kurang makan kuranglah susu, jadilah anak yang disusukannya itu mendapat mudharat. Inilah sebabnya mereka menolak akan dia. Maka tatkala telah menyusukan ia akan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senanglah hidupnya kemudian daripada piciknya dan limpahlah susunya di dalam kedua belah teteknya. Maka disusukannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan teteknya yang kanan dan anaknya yaitu saudara susu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan yang sebelah kiri. Dan jadilah Halimah itu gemuk tambun kemudian daripada kurusnya, dan kaya kemudian daripada papanya, serta biaklah segala kambingnya, dan hilang sekalian kesusahannya berganti dengan kesenangan. Maka kesenangan ini meliputi pula kaumnya bangsa Sa’di. Ya Allah semerbaklah oleh-Mu akan kuburnya yang mulia dengan bauan yang sangat harum daripada selawat dan salam atasnya.***



Inilah Marhaban atau dinamakan juga Asyrakal, terjemahan bahasa Indonesia :


Keselamatan bagimu wahai junjunganku
Keluasan bagimu wahai cahaya mataku
Engkaulah nenenda Husin, Nabi pemalu
Luaslah kesejahteraan tetap bagimu

Wahai Nabi Rasul yang mulia
Wahai kekasih, Rasul utama
Rahmat selamat sejahtera sempurna
Tetaplah bagimu, Rasul semesta

Tetaplah mengambang purnama sempurna
Bagi kami dialah Muhammad yang mulia
Pudarlah karena kedatangannya
Semua bintang-bintang yang lainnya

Seperti keindahanmu wahai Muhammad
Belumlah pernah kami memandang melihat
Wajah ini yang rupawan sangat
Wahai wajah yang riang sumirat

Engkaulah wahai junjungan semesta
Seperti matahari terang cuaca
Engkaulah bulan purnama sempurna
Engkau cahaya di atas cahaya
Engkaulah wahai junjungan mulia
Bagaikan emas yang mahal harga
Pesuruh Allah pemimpin berjasa
Engkaulah pelita di semua dada

Wahai kekasihku wahai Nabi
Wahai Muhammad Nabi terpuji
Wahai junjungan yang amat dikasihi
Wahai pengantin di masyrik dan maghribi

Siapa melihat wajah Muhammad
Tetaplah bahagia yang didapat
Wahai Rasul junjungan umat
Ayah-bundanya keturunan terhormat

Kolam tasikmu yang Nabi kekasih
Sejuk bening hening dan bersih
Tempat kami datang meneguk lebih
Di Padang Mahsyar hari yang pedih

Awan gumawan kehendak Tuhan
Nabi Muhammad Dia lindungkan
Sekalian makhluk umat beriman
Mengucapkan selawat kepada tuan

Demikian kelakuan pohon-pohon kayu
Datang menangis tersedu-sedu
Tunduk merendah malu tersipu
Menandakan tuan pemimpin bermutu

Datang pula kepadamu junjungan
Rusa yang liar memohon perlindungan
Ikat buhul minta dilepaskan
Bergabung bersatu dalam barisan

Rahmat sejahtera datang dari Allah
Demikian lebih catatan hibah melimpah
Sebilang baris tercantumlah sudah
Ditumpah-ruahkan kepada Rasulullah

Segala puji, salam dan selawat
Mohon limpahkan ya Rabbul-makhluqat
Kepadamu ya Ahmad penunjuk umat
Wajah gemilang Nabi Muhammad


Berikut ini adalah nukilan karya Raja Ali Haji, Syair Sinar Gemala Mustika Alam (Matthba’at Al Riauwiyah, Pulau Penyengat, 1313 Sanah Hijriyah) yang biasa dibacakan setelah karya Ja’far Al-Barjanz di Kerajaan Riau-Lingga mulai sepuluh tahun terakhir abad ke-19 dan dua puluh tahun awal abad ke-20 :


Bismillahi permulaan kalam
Alhamdulillah Tuhan seru alam
Selawatkan Nabi sayidil anam
Serta keluarganya sahabat yang ikram

Wa ba’duhu kemudian daripada itu
Faqir mengarang syair suatu
Kepada Allah mintak perbantu
Menyudahkan Maulud Nabi yang ratu

Nabi Muhammad Rasul yang mulia
Ialah penghulu segala dunia
Barang siapa berimankan dia
Dunia akhirat mendapat bahagia

Bangsanya Quraisy yang utama
Ayahandanya Abdullah bernama
Bundanya Aminah nama selama
Binti Abdul Wahab yang seksama

Masa dia mengandung Nabi Allah
Tiada berat tiadalah lelah
Di dalam Mekkah syarafatullah
Beberapa tanda kemuliaan terjumlah

Tatkala bundanya mengandungnya
Ringan dan senang tiada sakitnya
Pada suatu masa waktunya
Antara jaga dengan tidurnya

Datanglah malaikat memberi kabar
Kepada bundanya Aminah muktabar
Engkau ini buntingkan sayidil basyar
Nabi yang mulia yang amat besar

Tatkala hampir akan bulannya
Datanglah malaikat mengajarnya
Beberapa jampi dengan serapahnya
Memeliharakan dari kejahatan seterunya

Pada awal bulan pertama
Bermimpilah Aminah perempuan utama
Nabi-Allah Adam datang menjelma
Berkatalah ia bersama-sama

Katanya hai Aminah yang mulia
Engkau buntingkan penghulu dunia
Beranakkan dia tiada sia-sia
Dunia kahirat mendapat bahagia

Bulan kedua bermimpilah serta
Nabi-Allah Idris memberi berita
Kepada Aminah ia berkata
Engkau buntingkan junjungan mahkota

Bulan ketiga dikata orang
Nabi-Allah Nuh datang seorang
Berkhabarlah ia dengan yang terang
Nabi dibuntingkan fatah berperang

Bulan yang keempat tahun al-Fil
Datanglah kepadanya Ibrahim Al-Khalil
Berkhabar kepadanya sir dan qalil
Engkau buntingkan Nabi yang jalil

Bulan kelima khabar yang tentu
Nabi-Allah Ismail datang begitu
Berkhabar juga demikian itu
Akan kelebihan Nabi yang ratu

Apabila sampai bulan yang enam
Nabi-Allah Musa ‘alaihissalam
Datang berkhabar di dalam malam
Kelebihan Nabi sayidil anam

Bulan yang ketujuh pula dikata
Nabi-Allah Daud datanglah serta
Kepada Aminah memberi warta
Kelebihan Nabi alam semesta

Bulan keselapan Nabi Sulaiman
Datang dengan kesukaan iman
Memberi khabar yang keterangan
Buntingkan Nabi akhirul zaman

Bulan sembilan tidak selisih
Datang kepadanya Isa al-Masih
Ia berkata hai kekasih
Engkau buntingkan Nabi yang fasih

Segala Nabi yang tersebut itu
Memberilah ia khabar yang tentu
Apabila diperanakkan matahari perbantu
Namakan Muhammad demikian itu
Allahumma shalli wa sallim ‘alaihi