5. Mendu

Attayaya Butang Emas on 2010-02-16

MENDU

Menurut para peneliti, seni pertunjukkan Mendu lahir dari suatu ikhtiar yang terus menerus dari masyarakat pendukungnya dan merupakan hasil perhubungan antara bentuk-bentuk kesenian yang sedia ada dalam masyarakat dengan bentuk kesenian atau ragam seni pertunjukkan lainnya.

Ada yang mengatakan bahwa nama Mendu itu sendiri dulunya sebagai nama lain untuk “Wayang Parsi Indra Sabor” yang merupakan induk Wayang Bangsawan. (Rahmah Bujang 1975). Hal ini disebabkan cerita yang paling sering dimainkan oleh seni pertunjukkan dari India itu ialah cerita yang mirip dengan cerita dalam Hikayat Dewa Mendu. Karya sastra Hikayat Dewa Mendu sangat luas penyebarannya, sampai ke daerah Kham di Kamboja. (Henri Chambert-Loir, 1980). Dari mulai tahun 1870-an, dari Pulau Pinang di Semenanjung Tanah Melayu, seni pertunjukkan yang berpengaruh luas ini mencapai kesultanan Pontianak di Kalimantan Barat.

Sementara itu, Kampung Baruk di Bunguran Timur, Pulau Tujuh, Kepulauan Riau, merupakan kawasan yang awal sekali memelihara seni pertunjukkan Mendu. Ada beberapa tokoh yang boleh dicatat sebagai orang yang terus berjuang dalam memelihara dan mengembangkan kesenian ini, yaitu Nikmat. Seorang tokoh lainnya yang membawa kesenian ini ke Bunguran Barat, adalah Bujang atau dipanggil orang dengan Bujang Sunsang. Adapun nama-nama yang lain pada waktu dahulu ialah Zahari, Dolah Hitam, Bujang Kepak dan Busu yang kesemuanya masih mempunyai hubungan keluarga.

Perkembangan seni pertunjukkan Mendu ini terus berkembang dalam kehidupan san semangat masyarakat pendukungnya boleh dilihat dari seringnya seni pertunjukkan ini dimainkan, juga banyaknya perkumpulan Mendu yang ada pada waktu itu. Dari seluruh wilayah Pulau Tujuh, barangkali hanya di Tambelan, Serasan dan Jemaja saja seni pertunjukkan ini, kalaupun ada; tidak memperlihatkan waran yang khas. Sedangkan Mendu yang terdapat di Bunguran Timur, Bunguran Barat, Midai, Pulau Laut dan Siantan, semuanya mempunyai warna dan gaya tertentu yang memperlihatkan keragaman yang marak dari para pendukung di masing-masing kawasan tersebut untuk menyempurnakan karyanya.

PERSIAPAN

Permainan Mendu adalah menjalankan cerita pentas (baik pentas yang ada atau tidak) yang diantarkan dengan dialog. Akting, tarian, nyanyian dan musik. Akting dan dialog yang dilakukan dengan gerak dan gaya, yang sewaktu-waktu dapat menjadi tarian. Walaupun demikian unsur tari dalam seni pertunjukkan Mendu bukan sekadar tempelan atau selingan saja, melainkan sebagai unsur yang bersebati dengan unsur-unsur seni lainnya yang utuh pada pertunjukkan Mendu.