4. 2. Main Galah

Attayaya Butang Emas on 2008-09-04

Sebermula, Main Galah ini tidaklah diketahui berasal dari mana dan sejak bila pula diketahui serta dimainkan. Menurut orang-orang tua, permainan ini memang telah ada sejak dahulunya, kemudiannya terus berkembang dari satu keturunan pada keturunan berikutnya, dari satu ketempat lainnya.

Biasanya permainan ini dimainkan di perkampungan nelayan, masyarakat peladang, di mana alam telah menjadikan kepada masyarakat yang tangkas dan cerdas. Karena itu permainan tangkap-menangkap dan kejar-kejaran ini merupakan latihan alam untuk memasuki pada lingkungan yang setiap hari harus berdepan dengan ombak yang besar serta tantangan alam lainnya yang boleh berpengaruh terhadap ladang. Barangkali dari hal yang sedemikian itu boleh timbulnya permainan ini.

4.2.a. Waktu dan Tempat Permainan

Main Galah merupakan suatu permainan hiburan untuk mengisi waktu yang senggang. Dan siapapun boleh untuk memainkan. Biasanya dimainkan pada waktu sore hari ataupun pada malam hari ketika bulan purnama (terang bulan).

Sedangkan tempat bermain biasanya di pinggir pantai, di halaman-halaman rumah yang luas ataupun di pinggir-pinggir ladang yang memiliki tanah datar dan bersih serta tidak membahayakan. Itulah sebabnya permainan sebabnya permainan ini tiada berkait dengan peristiwa tertentu serta tidak mempunyai unsur-unsur keagamaan dan lainnya.

Gambar
Denah permainan

4.2.b. Peralatan / Perlengkapan Permainan

Untuk bermain galah, cukuplah jika mempunyai sebuah halaman atau pantai yang bersih dan tidak akan membahayakan. Tempat bermain lebih kurang 12 x 6 m. Pada tempat bermain di berikan beberapa garis lurus, yaitu:

a. Garis galah panjang yang disebut lunas galah; terletak di tengah-tengah secara membujur, atau vertikal atau tegak lurus pada garis-garis lintangnya.
b. Garis-garis galah lintang yang sejajar serta sama jarak yang satu dengan yang lainnya, sebanyak sesuai dengan jumlah pemain dikurangi 1. Artinya jika permainan dalam satu regu berjumlah 5, garis-garis lintangnya 5-1=4.

Gambar
Sketsa jalannya pertandingan

4. 2. c. Jalannya permainan

Jumlah pemain dalam setiap regunya antara 3 sampai 6 orang. Permainan ini tidak hanya dimainankan oleh anak- anak tetapi juga terkadang dimainkan oleh anak yang sudah besar bahkan untuk orang di kalangan dewasa. Dimainkan boleh laki sama laki atau anak perempuan sama anak perempuan atau bercampur. Untuk orang muda yang memainkan permainan ini dengan lawan jenis atau bercampur, secara tiada sengaja menjadi jalan untuk mencari pasangan atau jodoh.

Dalam sekelompok kawan bermain atau sejumlah pemain itu dipimpin oleh seorang penjaga lunas galah. Bagi penjaga lunas bebas menggunakan sepanjang galah lunas itu ke atas atau ke bawah mengejar lawannya yang masuk untuk membuka permainan dari pihak lawan.

Sebelum bermain antara dua belah pihak dimufakatkan terlebih dahulu cara bermain, apakah tangkap lekat atau hanya tangkap tepis. Kalau tangkap lekat maka si penyerang harus ditangkap dengan lekat atau kuat-kuat baru dianggap syah. Tetapi jika hanya di tangkap tepis, cukuplah asal menyentuh badan saja, maka sudah dianggap syah.

Pengundian dilakukan dengan “sut” untuk menentukan siapa yang jadi penyerang atau penunggu. Yang dimaksud dengan penyerang adalah para penyerang seseorang demi seorang menerobos, boleh dari kiri atau kanan pihak penghadang langsung ke garis atas melewati barisan penghadang. Tembus garis 1, terus ke garis 2 langsung ke garis 3 hingga masuk ke atas.

Sedangkan penunggu, ketua kelompok menjaga garis galah panjang yang di sebut kepala galah secara bebas dapat ke atas ataupun ke bawah memburu lawan penyerangnya, sedangkan pemain lainnya menjaga garis lintang 1, 2, 3, dan selanjutnya dalam gerak melintang atau penghadangan serangan lawan yang menerobos.

”Caboo” atau ada beberapa istilah lain seperti ”belon”, adalah setelah berhasil melewati ke galah atas kemudian berusaha turun kembali dengan melewati galah 3, 2, 1. Selesai saja ia masuk ke tempatnya semula sambil menjeritkan kata-kata: “caboo!” atau “belon!” atau mungkin yang lain. Setelah salah seorang caboo, yang lain-lainnya turun semua.

Penyerangan batal, bila saat menyerang seseorang anggota penyerang tertangkap dalam perjalanan; baik naik atau pun turun sebelum kawannya ada yang selamat caboo. Pertukaran, terjadi bila penyerang gagal caboo. Dan si penjaga jadi penyerang, serta melakukan permainan seperti yang dilakukan lawannya; dan berusaha merebut sebanyak mungkin caboo masing-masing.

Biji kemenangan, dihitung dari jumlah caboo masing-masing. Setelah usai bermain, diperhitungkan jumlah caboo masing-masing, yang kalah jumlah caboonya, maka ianya terpaksa ”mendukung” atau menggendong lawan bermain yang menang sepanjang lunas galah kepala, pulang pergi atau boleh dengan ketentuan yang di sepakati

Cacatan:
a. Bila perjanjian tangkap lekat, penghadang harus menangkap penyerang secara lekat, dan malah sampai bergumul. Si penyerang boleh meronta-ronta, tapi tiada di perbolehkan mengibaskan buku tinju, jika terjadi maka penyerangan bertukar karena di anggap penyerang main kasar.
b. Bila penyerang keluar dari garis permainan, maka tukar bebas. Di anggap penyerang melakukan kesalahan.
c. Penyerang boleh ”mengacah-acah” dari kiri kanan, tapi bila sudah masuk ke garis sebelum melewati garis kepala, tak boleh turun ke bawah lagi. Jika dilakukan maka hukumannya tukar bebas.
d. Bila penyerang dalam saat menyerang memperlambat-lambatkan waktu dengan cara duduk-duduk di lapangan permainan dan tidak berusaha mengacah atau menyerang, maka di anggap salah dan tukar bebas.

Istilah permainan:
1. Caboo atau belon atau perkataan yang lain, adalah jumlah biji kemenangan
2. Ngacah, adalah siasat untuk menyerang.
3. Ngibas, artinya mengibas-ngibaskan buku tinju.
4. Nyugang, artinya mengait kaki lawan.
5. Cup (cop) adalah pemberitahuan karena sesuatu hal tak jadi (batal)